midwifery

midwifery
dwi lestari

Kamis, 26 Agustus 2010

belut

Belut yang mempunyai nama latin Monopterus albus sudah lama dikenal oleh masyarakat baik indonesia maupun diluar negeri karena kandungan protein dan gizi yang tinggi. Sebagian orang berangapan dengan mengkonsumsi belut akan menambah vitalitas tubuh, dan sebagian lagi menjadikannya sebagai obat untuk beberapa jenis penyakit. Belut di habitat aslinya hidup disawah, rawa atau tempat yang berlumpur, belut mampu hidup dalam kondisi habitat yang kurang air karena mampu untuk menyerap oksigen langsung dari kulitnya…


Selama ini belut yang ada dipasaran adalah belut hasil tangkapan alam, namun untuk memenuhi kebutuhan pasar mulai dikembangkan budidaya belut. Apa yang harus dipersiapkan untuk memulai budidaya belut ini, sedikit sharing ilmu soal budidaya belut.


Kolam

Gambar kolam terpal.
Kolam pembesaran belut dapat menggunakan kolam permanen ( tembok ) dengan ukuran ideal 500 cm X 500 cm kedalaman 120 cm, kolam dari Drum bekas / tong , kolam jaring namun demikian anda juga bisa menggunakan kolam terpal dengan ukuran 400 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm. Menggunakan kolam terpal memang lebih efisien dan mudah dipindahkan apabila ingin dipindahkan ke tempat lain. Kondisi air ph ideal bagi belut adalah 5 – 7 dengan suhu air antara 16 – 21 derajat Celcius. Untuk menghindari suhu kolam naik akibat sinar matahari langsung sebaiknya kolam diberi atap atau di beri tanaman eceng gondok di atas permukaan air.

Media Pemeliharaan

Media hidup belut dibuat sebaik mungkin mendekati kondisi alam yang sesungguhnya. Setelah anda menyiapkan kolam tersebut di atas, langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran sebagai berikut :
1. Jerami setinggi 25 – 40 cm.
2. Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya).
3. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
4. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.
5. Pupuk kompos setinggi 5 cm.
6. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
7. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.
8. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.
9. Air setinggi 5 cm.
Untuk mempercepat fermentasi media diatas pupuk kandang dan kompos dapat digunakan Fermentor atau pupuk cair dg kandungan Microba Organik untuk membuat kompos seperti EM 4, Nasa, Superfarm ,atau NOPKOR yang paling effective, murah dan mudah di dapat ( tuangkan secara merata dg dosis 1 liter untuk kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya ),
Media pemeliharaan ini di diamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih 2 sampai 3 minggu, atau paling lama 1 bulan sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan dibudidayakan. Untuk mengetahui media sdh matang dgn menencapkan bambu / peralon sampai kedasar kolam angkat pelan- pelan keatas bila gelembung bening dan tdk ada bau maka media sudah matang. Setelah media matang alirkan air selama 3 – 4 hari untuk menghilangkan racun diamkan selama sehari bibit baru boleh ditebar.

Persiapan benih / bibit belut

Gambar bibit belut.
Pelaksanaan pembesaran dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap. Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat masimal. Bibit belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akan menghasilkan hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula.

Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan.
2. Gerakan lincah dan agresif.
3. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.
4. Tubuh dan kepala seimbang / kecil dan berwarna kuning kecoklatan.
5. Umur antara 2-4 bulan. Tidak dianjurkan benih berwarna hitam dgn bagian perut berwarna kemerahan benih seprti ini akan tumbuh kerdil, hindari membeli benih dgn cara setrum, benih yg baik adalah hasil tangkapan dgn wuwu / bubu.

Pakan dan kebiasaan makan belut

Belut merupakan hewan karnifora alias pemangsa binatang lain, secara alami memakan binatang kecil yang masih hidup seperti siput, cacing, anak ikan, bekicot dll. Pakan mulai diberikan setelah benih masuk ke kolam perbesaran setelah 3 hari atau hari ke 4 jadi tidak di benarkan memberikan pakan buatan / palet setiap hari harus berseling 2 atau 3 hari sekali ini di maksud untuk mendapatkan hasil produktivitas secara maximum. Jumpah pakan yang diberikn harus sesuai dengan pertumbuhan belut itu sendiri. Sebagai gambaran bulan pertama pemeliharaan diperlukan 5 % dr jumplah / berat benih yang di tebar ( misalkan 40 kg benih diperlukan 2 kg pakan).umur 1~2 bulan sebanyak 6,5 %, bulan ke 2~3 sebanyak 8 % dan 3~4 bulan sebanyak 10 %.

Hama dan Penyakit

1) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak,burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
3) Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing.
Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri,jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

Panen

Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai denganpermintaan pasar/konsumen 10 ~15 ekor / kg).
Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain : bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

Semoga dapat menjadi tuntunan bagi para pemula dan beguna bagi kita semua
Ikatlah amalmu dengan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat

Ditulis ulang dr berbagai sumber
oleh: Agus mst ( agusmst@gmail.com)
Pengurus Koperasi Agrobisnis Sukajaya dan pemerhati budidaya belut di Kendal-Jateng

Sumber : http://mutiarasani.blogspot.com

budidaya belut ......

a. Tempat/Lokasi Budidaya
Pemilihan lokasi bakal pembuatan kolam ditempat yang tidak secara langsung terkena sinar matahari, meskipun dapat disiasati dengan pemberian peneduh. Disamping itu luas lahan dengan memperhatikan kemiringan dan batas calon kolam. Kolam ini dapat diatas tanah atau galian tanah, hal ini tergantung pada luas lahan yang akan memudahkan pengamatan, pembangunan konstruksi kolam, seperti pintu air, saringan dan lain sebagainya.

b. Pembuatan kolam
Lokasi yang telah ditentukan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan jenis kolam, baik kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan serta kolam pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersndiri, pertama, Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm x 400 cm x 80 cm, kedua Kolam Pemijahan 200 cm x 200 cm x 100 cm, ketiga, Kolam Pembesaran 500 cm x 500 cm x 120 cm.

c. Media Pemeliharaan
Kolam budidaya belut menggunakan media pemelihaan sebagai tempat hidup berupa tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah padi yang dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK dengan perbandingan kurang lebih sebagai berikut :
Lapisan paling bawah tanah/lumpur setinggi 20 cm.
Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.
Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.
Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5 kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil.
Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm.
Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15 cm, yang ditaburi secara merata batang pisang sampai menutupi permukaan kolam.

Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi dan siap untuk pemeliharaan belut selama kurang lebih dua minggu.

d. Pemilihan Benih
Media pemeliharaan yang sudah lengkap dan siap untuk pemeliharaan, menuntut pemilihan bibit belut yang berkualitas agar menghasilkan keturunan normal.

Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas gigitan. kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang ditunjukan dengan tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan.
Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut :
Ciri Induk Belut Jantan
Berukuran panjang lebih dari 40 cm.
Warna permukaan kulit gelap atau abu-abu.
Bentuk kepala tumpul.
Usia diatas sepuluh bulan.
Ciri Induk Belut Betina
Berukuran panjang 20-30 cm
Warna permukaan kulit cerah atau lebih muda
Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perut
Bentuk kepala runcing
Usia dibawah sembilan bulan.

e. Perkembangan Belut
Belut berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi persyaratan. Belut secara lami memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan), dimalam hari dengan suhu sekitar 28° C atau lebih. Musim kawin ini ditandai dengan berkeliarannya belut jantan kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan menjadi lubang perkawinan. Lubang berbentuk “U”dimana belut jantan akan membuat gelembung busa dipermukaan air untuk menarik perhatian betina, namun belut jantan menunggu pasangannya dikolam yang tidak berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan dicakup pejantan untuk disemburkan dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan.

f. Penetasan
Telur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari, tetapi dalam pendederan menetas pada hari ke 12-14. Anak-anak belut ini memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-angsur menjadi coklat. Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua minggu atau mereka meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri.

g. Makanan dan kebiasaan makan
Belut secara alamiah memakan segala jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air. Belut ini akan menyergap makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini menyerupai terowongan berdiameter 5 cm.

h. Hama belut
Belut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka sering kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya, sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat.
Setelah belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara panen agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah dan ekspor. Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur 3-4 bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-7 bulan.

Perlakukan pasca panenpun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru, sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak.

Rabu, 25 Agustus 2010

budidaya tokek

Ada beberapa cara budidaya tokek ini, tergantung modal yang kita miliki. Kalau modal kita hanya cukup membeli bamboo untuk tempat persembunyian tokek maka bamboo yang telah kita beri lubang tersebut kita masukkan anak tokek yang masih kecil kemudian kita simpan di atas pohon dan biarkan ia memakan serangga yang hinggap di pohon. Resikonya agak sulit di tangkap jika telah besar dan mungkin tokeknya bisa kabur atau diambil orang lain dengan cara dipancing bila dibandingkan dengan tokek yang kita letakkan di dalam rumah-rumahan kawat ram di kebun-kebun atau di tengah-tengah sawah. Cara ini masih konseptual lho karena penulis sendiri belum pernah melakukan budidayanya. Bulan Desember 2007 penulis mendapat tiga ekor tokek dari daerah Kediri Jawa Timur lantas dibawa ke Bandung dengan cara dimasukkan ke dalam botol plastic bekas kemasan air minum AQUA 1,5 liter dimasukkan ke dalam tas daypack dengan angkutan kereta api untuk diupayakan pembudidayaannya, namun 
dua hari kemudian tokek ini mati entah karena kedinginan atau karena stress waktu dalam perjalanan, atau sebab-sebab lain yang tidak ketahuan. Makanan tokek ini berdasarkan penalaman penulis sebelum ke Bandung yaitu jengkerik (Gryllus gryllus), kupu-kupu (?), laron (?) dan setelah di Bandung toek diberi jengkerik, nasi dan terakhir kecoa (Peryplaneta Americana). Mungkinkah kecoa entah ukurannya terlalu besar atau kaki-kakinya yang berduri atau bau kecoa yang sangat menyengat hingga mungkin beracun bagi tokek penulis belum tahu secara pasti. Tanggal 03 January 2008 penulis membawa lagi empat tokek yang berasal dari Malang Jawa Timur yang berhawa dingin seperti Bandung Jawa Barat dan satu ekor tokek dari Kediri Jawa Timur dengan cara dimasukkan ke dalam kurungan burung yang terbuat dari kawat ram dicat hijau daun muda dan didalamnya dimasukkan bumbung bamboo untuk persembunyian/menjaga kehangatan tokek dan kurungan ini lantas dibungkus kertas Koran. 
Atap terbuat dari seng atau apa saja untuk melindungi dari hujan dan terik matahari 

Pondasi bangunan agar rumah tokek tidak mudah roboh atau diganggu pencuri 
Tempat persembunyian bawah jika tempat persembunyian atas terlalu panas 

Berupa kawat ram yang bisa dimasuki serangga tetapi tokeknya tidak bisa keluar dari dalam. Sebaiknya kalau malam diberi lampu untuk mengundang serangga malam dan menjaga kehangatan tokek. 
Tempat persembunyian atas jika tempat persembunyian bawah terlalu dingin 

Sifat Tokek

1 Tokek Merupakan Binatang yang tahan lapar, serta tahan cuaca.
Jadi kalo tokek gak diberi makan selama 1 minggu ato 2 minggu, itu gak masalah. Atopun dicuaca panas ato dingin itu juga gak masalah.

2. Tokek Merupakan hewan kanibal
Jadi jika dia kumpul jadi 1 kandang, dan merasa lapar,dia bersifat kanibal.
Dia mempunyai pedoman siapa yang kuat dia yang menang, jadi ada hukum rimba di sini. Jadi saran saya 1 kandang 1 tokek. Supaya tidak ada persaingan makanan.

3. Tokek Gampang Stress
Dan Karena tokek yang gampang stres, maka sekali diletakan dikandang, jangan dipindah pindah lagi baik tokek maupun kandangnya. Tujuannya supaya tokek tidak stres, akibatnya dia akan gak doyan makan. Sebenarya tokek mati, rata rata mengalami stres. Soalnya ketika saya pertama kali banyak yang mati.

4. Peletakan kandang di tempat yang sesuai.
Tempatnya usahakan di luar, kalo bisa dibawah pohon. Tujuanya supaya tetap merasa di alam.

5. Adaptasi tokek dari ditangkap dan masuk kandang.
Biasanya tokek tidak mau makan selama 2 minggu ato bahkan lebih. Tapi jika kandang dibuat dari kayu, adaptasi akan menjadi lebih cepat. Jadi saya sarankan buat kandang dari kayu.

6. Tujuan memisahkan per kandang.
Yaitu supaya tokek tidak bertelur ato berkembang biak. Karena tujuan utama saya yaitu membesarkan bukan membudidayakan.

7. Untuk ukuran kandang bebas.
Syaratnya harus dari kayu, dan agak gelap. Madsutnya gelap semua tertutup kecuali pintu mengunakan kawat streamin. Dan usahakan max 2 ekor tokek dalam 1 kandang. Kalo ditempat saya menggunakan bekas lemari baju dari kayu, saya modif dengan pintu menggunakan kawat streamin.

8. Untuk makanan.
Serangga adalah makanan tokek. Ini akan merangsang tokek menjadi lebih besar. Dalam hal ini bisa menggunakan jangkrik/Kroto sebagai makanan tokek.Untuk peningkatan beberapa ons itu tergantung banyak faktor, usahakan jangan sampai tokek merasa stress itu aja. buat kandang senyaman mungkin.

9. Cara memegang.
Tokek memang agak menakutkan. biasanya memegang posisi dari belakang, dan sasaran kepalanya, jangan ekornya, karena dia akan melepaskan ekornya kalo dipegang, kayak cicak.
caranya kalo kegigit, siram mulutnya dengan air hangat ato, alihkan gigitanya dengan benda agak lunak misal kain.

budidaya belut

2.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 

a) Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm. 



b) Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri. 



c) Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm. 



d) Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan 

dasar bak tidak perlu diplester. 



e) Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya. 



f) Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). 



Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam. 



2.2. Penyiapan Bibit 

1) Menyiapkan Bibit 

a) Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan. 

b) Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam. 

c) Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm. 

d) Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anakan belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anakan belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anakan belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan. 



2.2 Perlakuan dan Perawatan Bibit 

Dari hasil pemijahan anakan belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir. 

2.3. Pemeliharaan Pembesaran 

a) Pemupukan 

Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama. 

b) Pemberian Pakan 

Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali. 

c) Pemberian Vaksinasi 

d) Pemeliharaan Kolam dan Tambak 

Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun. 





3. HAMA DAN PENYAKIT 

3.1. Hama 

a) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut. 

b) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus. 

c) Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama. 



3.2. Penyakit 

Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. 



4. PANEN 

Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu : 

a) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan. 

b) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan 

peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja. 



5. PASCAPANEN 

Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang

Selasa, 24 Agustus 2010

selamat tinggal akademi

tiga tahun telah berlalu, pahit manis kenangan telah aku lewati bersama teman-teman. masalah demi masalah, senyum dan tangis kadang menghiasi hari-hariku disini. kini semua ujian telah aku lewati dan aku akan segera wisuda dan aku akan melewati hari yang baru bersama dengan teman-teman yang baru pula dan aku akan segera menjalani hidup yang sesungguhnya. hidup yang nyata sebagai orang dewasa.

akan aku isi hari-hariku dengan apa yang ada dalam pikiranku karena selama ini aku mngisi hidupkku dengan tuntutan kedua orang tuaku. aku akan segera bekerja dan akan menikah dengan kekasihku jika allah mengizinkan.

akan aku bina sebuah masa depan dan rumah tangga yang indah yang didalamnya penuh dengan senyum dan kedamaian, sudah banyak pengalaman yang aku lihat dari saudara dan orang tuaku yang rumah tangganya berantakan, dan aku tak ingin itu terjadi padaku. aku ingin sebuah keluarga yang indah, dengan buah hati yang dekat dengan ajaran agama.

walau aku masih kwatir aku akan dapat kerja apa gak, tapi satu hal yang membuatku yakin allah yang akan memberikan aku jalan yang terbaik dan allah lah yang akan mennuntun langkah kakiku menuju kebahagiaan di depan sana yang penuh dengan senyum, canda, dan tawa.......

aku sudah merindukan hal indah yang akan allah berikan padaku dan aku siap meninggalkan masalaluku yang penuh dengan tangis dan deraian air mata. masa kecil yang tak aku inginkan, masa kecil yang membuatku menagis jika aku harus mengenang kepahitan demi kepahitan yang telah aku alami.

tapi mulai sekarang aku akan menutup masalalu itu rapat-rapat dan tak akan aku kenang lagi, dan kunci dari masalalu itu akan aku buang jauh agar tak ada orang yang menemukan dan tak akan membukanya lagi kalu perlu akan aku musnahkan kunci dari kotak yang berisi masalaluku yang menyedihkan dan penuh dengan deraian air mata.

ya allah aku mohon berikan aku kebahagiaan setelah ini dan senyuman yang lebar untukku, hanyya engkau tempatku mengadu dan berserah diri, aku hanya maklukmu yang lemah........doa itu yang sllu terucap dalam bibirku dan aku yakin allah akan memberikanya padaku jika sudah saatya nanti.